abumundzir’s blog

Malaysia larang Yoga

yoga-1

sumber gambar jasonsrunningdiary.blogspot.com

Beberapa waktu lalu, Majelis Fatwa Nasional telah mengeluarkan sebuah fatwa yang memerintahkan umat islam Malaysia menghindari yoga karena akar Hindunya. Bagi kebanyakan orang, yoga adalah olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh, walau tak sedikit pula yang menempatkan yoga sebagai meditasi untuk menenangkan pikiran, atau melakukannya sebagai pengalaman spiritual.

Namun Majelis Fatwa Nasional berpendapat bahwa yoga lebih dari sekedar kebugaran dan ketenangan pikiran karena elemen agama Hindu yang melekat di dalamnya. Saat mengumumkan fatwa tersebut, Ketua Majelis, Abdul Syukur Husin mengatakan praktik bernyanyi ritual dan hal yang disebutnya sebagai berdoa adalah tidak tepat dan bisa merusak ajaran islam. Fatwa ini tidak mengikat namun sebagian besar warga Malaysia memeluk agama Islam dan mereka terikat oleh fatwa ini.

Beragam bentuk dan tujuan

Kelas Yoga di Malaysia sebenarnya lebih banyak diisi oleh warga non-muslim keturunan Cina dan India, walaupun di kota-kota besar ada juga beberapa muslimah yang ikut yoga. Bagi umat Islam Malaysia, hari mereka dimulai pukul 5.30 pagi untuk shalat subuh. Di seberang jalan, sekelompok orang lainnya juga berdatangan ke pusat kebugaran, dan setiap orang membawa tikar yoga di pundaknya.

Dalam kenyataannya, yoga beragam bentuknya. Ada yang melihatnya sebagai olahraga fisik semata namun ada juga yang melakukannya sebagai proses pencarian jiwa. Latihan yoga mencakup latihan pernafasan, kemudian ada meditasi, yang diikuti dengan pengosongan pikiran selama setengah jam untuk relaksasi.

Dalam latihan itu beberapa peserta mempertahankan kepala pada posisi tegak, namun ada juga yang bisa menyentuh punggung dengan kakinya. Bagi yang ingin mengikuti pengalaman spiritual ada kelas lainnya. Nah, kelas dengan pengalaman spiritual inilah yang menjadi salah satu faktor pertimbangan fatwa tersebut.

Darimana asal yoga?

Yoga berasal dari bahasa sansekerta (suku kata yuj) berarti “penyatuan”, yang bermakna “penyatuan dengan alam” atau “penyatuan dengan sang pencipta”. Atau ada juga yang mengartikan berhubungan, yaitu bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh universal (paramatman/mahapurusa). Yoga merupakan salah satu dari 6 ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktifitas meditasi atau tapa, dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan.

Sumber lain menyatakan bahwa yoga bukanlah sesuatu yang berhubungan dengan agama atau kepercayaan tertentu. Melainkan, suatu teknik spiritual yang lebih tua dari agama apa pun juga di dunia, termasuk agama Hindu, agama tertua yang dikenal dalam catatan sejarah manusia.

Agama Hindu adalah agama yang berdasarkan kitab suci Veda. Sementara kitab Veda pertama kali digubah sekitar tahun 5000 SM, pada saat masuknya bangsa Arya ke India. Padahal, yoga sudah dikenal oleh masyarakat India jauh sebelum datangnya bangsa Arya. Para yogi (praktisi yoga) sudah terdapat di India jauh sebelum jaman Veda. Namun harus diakui, bahwa yoga yang diketahui sekarang merupakan warisan dari khazanah budaya India. Maka istilah-istilah dalam yoga mempunyai banyak kesamaan dengan istilah-istilah dalam agama Hindu, karena keduanya sama-sama lahir dalam tradisi kebudayaan India (chakrajivana.com)

Tak sebatas olahraga

Yoga tidaklah sekedar olahraga, melainkan suatu bentuk peribadahan kepada matahari. Nama asli latihan /olahraga ini dalam bahasa sansekerta adalah sastanga surya namaskar, artinya menundukkan diri kepada matahari dengan menggunakan 8 anggota tubuh. Latihan ini dikenal mempunyai 10 tahap gerakan, diantaranya pada tahap kelima pelaku yoga berbaring dengan muka menghadap kebawah (tertelungkup) menyentuh tanah dengan 2 telapak tangan, hidung, dada, dua lutut, dan kedua ujung kaki.

Latihan yoga dimulai dengan gerakan pertama yang merupakan penghormatan/menunduk pada yang diibadahi, dalam hal ini matahari. Latihan ini harus dibarengi dengan sejumlah mantra yang berisi peribadahan pada matahari dan berorientasi pada hal itu. mantra ini diucapkan secara lembut dengan suara dan nada teratur. adapun isi mantra itu di antaranya :

1) Mitraya namah, artinya aku menundukkan diri untukmu, wahai teman semua orang.

2) Ravaye namah, artinya aku menundukkan diri untukmu wahai yang dipuja setiap orang.

3) Surya namah, artinya aku menundukkan diri untukmu wahai penuntun semua orang.

4) Marichaye namah, artinya aku menundukkan diri untukmu, wahai pemaksa keluarnya penyakit.

5) Savitre namah, artinya aku menundukkan diri untukmu wahai pemberi hidup.

6) Bhaskaraya namah, artinya aku menundukkan diri untukmu wahai sumber cahaya.

Beberapa mantra tersebut ditambahi dengan kalimat berikut :

Om Hram, Om Hraim, Om Hrum, …dan seterusnya. Yang artinya wahai dewa..!!

Jadi jelaslah bahwa yoga merupakan bentuk peribadahan agama/kepercayaan di luar Islam. Untuk itu, umat Islam seharusnya tidak mengikutinya. Mungkin ada yang bertanya, bagaimana jika hanya ikut latihan fisiknya saja tanpa disertai dengan ritual-ritualnya? Jawabnya “jika latihan tersebut bebas dari unsur-unsur atheis/syirik, seperti mantra, menghadap, menghormat, dan menyapa matahari, maka itu bukanlah yoga lagi. Umat Islam bisa melakukannya asal memenuhi 2 syarat berikut ini :

1. Menata ulang/mengubah bentuk dan cara latihan tersebut sehingga berbeda dengan yoga.

2. Menghindari melakukannya disaat waktu-waktu sembahyang para penyembah berhala/orang musyrik (contohnya saat matahari terbit). Tujuannya agar latihan yang dilakukan tidak menyerupai waktu peribadahan mereka.

Seringkali yoga “diiklankan” dapat membawa ketentraman dan kedamaian jiwa. Padahal, itu bisa juga terjadi jika seseorang terus menerus mengucapkan kata-kata tertentu dengan menghadirkan pikiran dan konsentrasi pada sesuatu (gambar misalnya).

Para ulama menyebutkan bahwa setan akan hadir pada diri orang-orang yang memenuhi pikiran dan hati mereka dengan imajinasi dan ilusi, menipu mereka seolah-olah mendapat kedamaian, padahal itu hanyalah ketenangan semu belaka. Sebenarnya, ketenangan dan kedamaian jiwa sejati hanya dapat diperoleh dengan mengikuti ajaran Islam secara murni dan istiqomah dengannya, termasuk dalam hal dzikir kepada allah subahanahu wa ta’ala (sesuai sunnah nabi). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “ingatlah, hanya dengan mengingat alllah-lah (berdzikir), hati manjadi tenteram.” (QS. Ar ra’d : 28)

Sumber :

www.wikipedia.org

http://english.islamweb.net/ver2/fatwa/showfatwa.php?lang=E&Id=85297&Option=Fatwald

www.bbc.co.uk

dicopy dari majalah nikah Vol. 7 No. 10 hal. 42-43 tanpa perubahan.

Februari 10, 2009 - Posted by | Uncategorized

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar